Kehidupan
istana terkadang menjadi dambaan setiap orang. Rumah yang mewah, harta
yang melimpah, perhiasan yang indah, masa depan yang cerah, para
pembantu yang ramah.
Seperti kehidupan seorang gadis cantik berusia 8 tahun bernama Prisyila atau yang akrab dipanggil dengan Putri Lala. Sejak kecil ia tinggal di istana bersama ayah dan dua ibunya. Ayahnya adalah Raja Agung Perkasa, penguasa negara yang sangat berwibawa, ramah dan bijaksana.
Raja Agung memiliki dua istri yang bernama Ratu Sinar dan Ratu Wangi. Meskipun keduanya bukanlah ibu kandung Putri Lala, namun mereka bersikap sangat baik dan saling akrab.Putri Lala sangat menyukai tarian hula hoop. Ia belajar sangat keras saat pertama kali diajarkan oleh Riri, anak salah satu pembantu istana. Sebenarnya Riri dilarang masuk ke istana karena sebuah peraturan istana. Namun, karena permintaan Putri Lala, ia sering kali menyelinap masuk ke dalam istana.
Putri Lala sangat merasa kesepian berada di dalam istana. Raja Agung adalah sosok yang menyeramkan baginya. Suatu saat ketika umurnya 5 tahun, ia bermain bersama kedua ibunya di dekat ayahnya itu. Kemudian ia tertawa dengan bebas karena dikelitiki Ratu Wangi, namun Raja Agung memarahinya dan menyuruhnya masuk ke dalam kamar.
Sejak saat itu, ia tidak pernah mau bermain dengan kedua ibunya karena mereka selalu berada di dekat Raja Agung. Bermain dengan Riri akan sangat sulit. Ia sangat merasa kesepian dan sedih.
Setiap hari ia hanya menghabiskan waktunya bermain di dalam kamar dengan ribuan mainan yang dibelikan ibunya. Suatu hari ia mulai bosan dengan semua mainannya dan mulai memikirkan permainan apa yang akan dilakukannya.
"Aha! Bagaimana kalau bermain hula hoop di kamar saja. Itu tidak akan membuat suara yang keras seperti suara tertawa dan tidak perlu dilakukan di luar kamar. Ayah tidak akan terganggu."
Kemudian ia menghampiri Ratu Sinar dan merengek minta dibelikan hula hoop. Tetapi, sebelum kedua ibunya itu menjawab, Raja Agung yang ada di sampingnya yang menjawab dengan nada suara yang tinggi dengan amarah.
"Jangan! Jangan belikan dia mainan itu! Mulai sekarang kita tidak boleh terus menuruti kemauannya, agar dia bisa belajar"
Putri Lala hanya bisa menunduk dan berlari menuju kamarnya. Kemudian ia menangis karena kesal.
"Ah! Kenapa pada saat aku minta hula hoop?" kesalnya.
Kemudian ia mencari Bi Neng, salah satu pembantu istana yang juga ibunya Riri.
"Iya, tuan Putri. Ada apa?" jawab Bi Neng setelah Putri Lala memanggilnya.
"Di rumah bibi masih ada hula hoop lain yang tidak dipakai Riri? Aku mau satu!" pinta Putri Lala.
"Wah, bibi hanya punya satu, itupun milik Riri. Bibi tidak mungkin memberikannya pada Putri Lala karena Riri ingin menjadi penari hula hoop ketika sudah besar nanti. Jadi, ia harus belajar dan terus berlatih", jelas Bi Neng.
"Yah, padahal aku juga ingin hula hoop. Aku juga ingin menjadi penari hula hoop seperti Riri", Putri Lala kecewa. Tapi ia tidak kehabisan ide. "Kalau gitu, aku minta dibelikan atau dibikinkan yah!"
"Baiklah, biar nanti bibi minta ayahnya Riri untuk membuatkan satu lagi untuk Putri Lala"
"Asiik", Putri Lala begitu senang dan langsung berlari-lari ke kamarnya sambil tersenyum-senyum. Tak sabar menanti hula hoop itu dimilikinya dan berlatih setia hari.
(^_^)
Satu minggu berlalu, akhirnya Putri Lala mendapatkan hula hoop yang dipesannya. Kemudian ia berlatih dan terus berlatih hingga mahir memainkannya. Ia begitu senang.
Suatu hari, ada pesta di istana. Ia tidak menyukai pesta karena semua orang yang datang adalah orang yang sudah dewasa, tidak ada yang seumurannya. Sehingga untuk saat ini ia memutuskan untuk tidak menghadirinya dan bermain hula hoop saja di kamar tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya.
Setelah berkali-kali para pembantu mengajak Putri Lala untuk keluar dan menghadiri pesta atas permintaan Raja Agung, namun Putri Lala tidak mau. Akhirnya Raja Agung datang ke kamarnya dan melihat Putri Lala sedang bermain hula hoop.
Raja Agung begitu marah dan melarangnya bermain hula hoop lagi.
"Apa yang kamu lakukan?! Ayah minta kamu turun ke bawah! Kenapa malah di sini saja?! Mainan macam apa itu?! Mulai sekarang jangan lagi main mainan seperti itu! Itu membuat kamu menjadi anak yang nakal!"
Sejak saat itu ia tidak pernah mau bermain hula hoop lagi karena takut dipergoki ayahnya lagi dan mulai merasakan kebosanan lagi.
Melihat hula hoop miliknya masih tergeletak di bawah kasurnya, ia terpikir untuk selalu bermain hula hoop lagi tetapi tanpa sepengetahuan ayahnya.
"Yup! Tak apa jika aku bermain di kamar dan tidak ketahuan ayah. Ketika ayah ke kamar aku akan menyembunyikannya. Aku janji, jika ada pesta aku akan hadir meskipun membosankan. Jika ayah menyuruhku, aku akan menurutinya. Aku janji"
Kemudian ia melakukan kegiatannya itu setiap hari tanpa diketahui oleh Raja Agung. Dengan sembunyi-sembunyi ia belajar gerakan-gerakan baru dari Riri dan terus berlatih hingga mahir di setiap gerakannya.
(^_^)
11 tahun berlalu, usia Putri Lala saat ini adalah 19 tahun. Ia tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dengan tubuhnya yang tinggi dan indah karena kegiatannya setiap hari bermain hula hoop meskipun secara sembunyi-sembunyi.
Gaun berwarna biru muda, warna kesukaannya, yang dikenakannya tampak berkelap-kelip karena hiasan manik-manik yang tersebar di seluruh bagian gaun. Rambutnya yang hitam mengkilat dibiarkan terurai hingga pinggang. Semakin membuatnya semakin manis dengan pita besar berwarna biru muda di bagian kanan kepalanya.
Hari ini adalah rutinitas setiap tahun, istana menggelar pesta yang mewah yang dihadiri keluarga Raja dari seluruh pelosok negeri. Seperti janjinya waktu kecil, meskipun pesta ini membosankan, ia akan hadir, pastinya dengan penampilan yang sangat cantik.
Setelah bertemu dengan tamu-tamu Raja Agung dan menjamu beberapa makanan, ia mulai merasa bosan. Melihat ayahnya sedang sibuk dengan tamu-tamunya, ia bergegas pergi ke kamarnya dengan wajah yang mencurigakan.
"Aku lupa, kenapa aku berjanji bertemu Riri hari ini? Aku tidak boleh membuatnya menunggu, dan aku harus berlatih. Sebentar saja", katanya dalam hati.
Setelah mengambl hula hoop miliknya di kamar, kemudian ia menemui Riri di dapur yang tampak kesal karena sudah menunggu lama.
"Riri, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatmu lama menunggu. Aku tidak ingat jika hari ini ada pesta di sini, seharusnya aku tidak memintamu datang hari ini. Aku minta maaf"
"Tadinya aku pikir sebaiknya aku pulang saja. Jika 3 menit lagi kamu tidak datang, aku akan pulang. Tapi ternyata kamu datang. Apa kamu yakin akan bermain sekarang?"
"Iya, tidak apa-apa, sebentar saja, yah?"
"Baiklah" kata Riri lalu menunjukkan gerakan baru yang dipelajarinya dari tayangan televisi kemudian Putri Lala mengikutinya.
Sebelum ia mengerti gerakan itu, tiba-tiba terdengar suara langkah sepatu dari luar dapur. Para pembantu tidak akan memiliki suara langkah seperti itu karena semuanya memakai sandal. Putri Lala mencurigai bahwa itu adalah ayahnya lalu segera ia melepas hula hoopnya dan menyembunyikannya ke bawah meja. Karena panik, ternyata hula hoopnya malah menggelinding entah ke arah mana. Riri lari terbirit-birit ke luar istana berharap tidak akan ketahuan masuk ke dalam istana tanpa izin.
"Putri Lala, apa yang sedang anda lakukan di sini?" tanya seorang tamu Raja Agung yang sedang melihat-lihat seluruh istana bersama Raja Agung.
"Emm.. ini.. emm saya sedang mengambil kue lagi, kue ini di depan sudah habis. Saya saya sangat menyukainya, Tuan" katanya sambil merogoh kue nastar yang ada di meja di sampingnya. Lalu membungkukkan badannya menunjukkan rasa hormat.
"Wah, rupanya kecantikan Putri Lala karena menyukai makanan yang manis", canda tamu tersebut dan Raja Agungpun hanya tersenyum.
Setelah Raja Agung dan tamu-tamunya menjauh dari tempat Putri Lala berdiri, datang seorang laki-laki menggunakan jas dan celana biru dongker, di saku jasnya tersimpan bunga mawar biru muda yang masih mengucup. Melihat penampilannya, ia adalah anak dari salah satu tamu-tamu yang hadir, seorang Pangeran.
Seperti kehidupan seorang gadis cantik berusia 8 tahun bernama Prisyila atau yang akrab dipanggil dengan Putri Lala. Sejak kecil ia tinggal di istana bersama ayah dan dua ibunya. Ayahnya adalah Raja Agung Perkasa, penguasa negara yang sangat berwibawa, ramah dan bijaksana.
Raja Agung memiliki dua istri yang bernama Ratu Sinar dan Ratu Wangi. Meskipun keduanya bukanlah ibu kandung Putri Lala, namun mereka bersikap sangat baik dan saling akrab.Putri Lala sangat menyukai tarian hula hoop. Ia belajar sangat keras saat pertama kali diajarkan oleh Riri, anak salah satu pembantu istana. Sebenarnya Riri dilarang masuk ke istana karena sebuah peraturan istana. Namun, karena permintaan Putri Lala, ia sering kali menyelinap masuk ke dalam istana.
Putri Lala sangat merasa kesepian berada di dalam istana. Raja Agung adalah sosok yang menyeramkan baginya. Suatu saat ketika umurnya 5 tahun, ia bermain bersama kedua ibunya di dekat ayahnya itu. Kemudian ia tertawa dengan bebas karena dikelitiki Ratu Wangi, namun Raja Agung memarahinya dan menyuruhnya masuk ke dalam kamar.
Sejak saat itu, ia tidak pernah mau bermain dengan kedua ibunya karena mereka selalu berada di dekat Raja Agung. Bermain dengan Riri akan sangat sulit. Ia sangat merasa kesepian dan sedih.
Setiap hari ia hanya menghabiskan waktunya bermain di dalam kamar dengan ribuan mainan yang dibelikan ibunya. Suatu hari ia mulai bosan dengan semua mainannya dan mulai memikirkan permainan apa yang akan dilakukannya.
"Aha! Bagaimana kalau bermain hula hoop di kamar saja. Itu tidak akan membuat suara yang keras seperti suara tertawa dan tidak perlu dilakukan di luar kamar. Ayah tidak akan terganggu."
Kemudian ia menghampiri Ratu Sinar dan merengek minta dibelikan hula hoop. Tetapi, sebelum kedua ibunya itu menjawab, Raja Agung yang ada di sampingnya yang menjawab dengan nada suara yang tinggi dengan amarah.
"Jangan! Jangan belikan dia mainan itu! Mulai sekarang kita tidak boleh terus menuruti kemauannya, agar dia bisa belajar"
Putri Lala hanya bisa menunduk dan berlari menuju kamarnya. Kemudian ia menangis karena kesal.
"Ah! Kenapa pada saat aku minta hula hoop?" kesalnya.
Kemudian ia mencari Bi Neng, salah satu pembantu istana yang juga ibunya Riri.
"Iya, tuan Putri. Ada apa?" jawab Bi Neng setelah Putri Lala memanggilnya.
"Di rumah bibi masih ada hula hoop lain yang tidak dipakai Riri? Aku mau satu!" pinta Putri Lala.
"Wah, bibi hanya punya satu, itupun milik Riri. Bibi tidak mungkin memberikannya pada Putri Lala karena Riri ingin menjadi penari hula hoop ketika sudah besar nanti. Jadi, ia harus belajar dan terus berlatih", jelas Bi Neng.
"Yah, padahal aku juga ingin hula hoop. Aku juga ingin menjadi penari hula hoop seperti Riri", Putri Lala kecewa. Tapi ia tidak kehabisan ide. "Kalau gitu, aku minta dibelikan atau dibikinkan yah!"
"Baiklah, biar nanti bibi minta ayahnya Riri untuk membuatkan satu lagi untuk Putri Lala"
"Asiik", Putri Lala begitu senang dan langsung berlari-lari ke kamarnya sambil tersenyum-senyum. Tak sabar menanti hula hoop itu dimilikinya dan berlatih setia hari.
(^_^)
Satu minggu berlalu, akhirnya Putri Lala mendapatkan hula hoop yang dipesannya. Kemudian ia berlatih dan terus berlatih hingga mahir memainkannya. Ia begitu senang.
Suatu hari, ada pesta di istana. Ia tidak menyukai pesta karena semua orang yang datang adalah orang yang sudah dewasa, tidak ada yang seumurannya. Sehingga untuk saat ini ia memutuskan untuk tidak menghadirinya dan bermain hula hoop saja di kamar tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya.
Setelah berkali-kali para pembantu mengajak Putri Lala untuk keluar dan menghadiri pesta atas permintaan Raja Agung, namun Putri Lala tidak mau. Akhirnya Raja Agung datang ke kamarnya dan melihat Putri Lala sedang bermain hula hoop.
Raja Agung begitu marah dan melarangnya bermain hula hoop lagi.
"Apa yang kamu lakukan?! Ayah minta kamu turun ke bawah! Kenapa malah di sini saja?! Mainan macam apa itu?! Mulai sekarang jangan lagi main mainan seperti itu! Itu membuat kamu menjadi anak yang nakal!"
Sejak saat itu ia tidak pernah mau bermain hula hoop lagi karena takut dipergoki ayahnya lagi dan mulai merasakan kebosanan lagi.
Melihat hula hoop miliknya masih tergeletak di bawah kasurnya, ia terpikir untuk selalu bermain hula hoop lagi tetapi tanpa sepengetahuan ayahnya.
"Yup! Tak apa jika aku bermain di kamar dan tidak ketahuan ayah. Ketika ayah ke kamar aku akan menyembunyikannya. Aku janji, jika ada pesta aku akan hadir meskipun membosankan. Jika ayah menyuruhku, aku akan menurutinya. Aku janji"
Kemudian ia melakukan kegiatannya itu setiap hari tanpa diketahui oleh Raja Agung. Dengan sembunyi-sembunyi ia belajar gerakan-gerakan baru dari Riri dan terus berlatih hingga mahir di setiap gerakannya.
(^_^)
11 tahun berlalu, usia Putri Lala saat ini adalah 19 tahun. Ia tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dengan tubuhnya yang tinggi dan indah karena kegiatannya setiap hari bermain hula hoop meskipun secara sembunyi-sembunyi.
Gaun berwarna biru muda, warna kesukaannya, yang dikenakannya tampak berkelap-kelip karena hiasan manik-manik yang tersebar di seluruh bagian gaun. Rambutnya yang hitam mengkilat dibiarkan terurai hingga pinggang. Semakin membuatnya semakin manis dengan pita besar berwarna biru muda di bagian kanan kepalanya.
Hari ini adalah rutinitas setiap tahun, istana menggelar pesta yang mewah yang dihadiri keluarga Raja dari seluruh pelosok negeri. Seperti janjinya waktu kecil, meskipun pesta ini membosankan, ia akan hadir, pastinya dengan penampilan yang sangat cantik.
Setelah bertemu dengan tamu-tamu Raja Agung dan menjamu beberapa makanan, ia mulai merasa bosan. Melihat ayahnya sedang sibuk dengan tamu-tamunya, ia bergegas pergi ke kamarnya dengan wajah yang mencurigakan.
"Aku lupa, kenapa aku berjanji bertemu Riri hari ini? Aku tidak boleh membuatnya menunggu, dan aku harus berlatih. Sebentar saja", katanya dalam hati.
Setelah mengambl hula hoop miliknya di kamar, kemudian ia menemui Riri di dapur yang tampak kesal karena sudah menunggu lama.
"Riri, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatmu lama menunggu. Aku tidak ingat jika hari ini ada pesta di sini, seharusnya aku tidak memintamu datang hari ini. Aku minta maaf"
"Tadinya aku pikir sebaiknya aku pulang saja. Jika 3 menit lagi kamu tidak datang, aku akan pulang. Tapi ternyata kamu datang. Apa kamu yakin akan bermain sekarang?"
"Iya, tidak apa-apa, sebentar saja, yah?"
"Baiklah" kata Riri lalu menunjukkan gerakan baru yang dipelajarinya dari tayangan televisi kemudian Putri Lala mengikutinya.
Sebelum ia mengerti gerakan itu, tiba-tiba terdengar suara langkah sepatu dari luar dapur. Para pembantu tidak akan memiliki suara langkah seperti itu karena semuanya memakai sandal. Putri Lala mencurigai bahwa itu adalah ayahnya lalu segera ia melepas hula hoopnya dan menyembunyikannya ke bawah meja. Karena panik, ternyata hula hoopnya malah menggelinding entah ke arah mana. Riri lari terbirit-birit ke luar istana berharap tidak akan ketahuan masuk ke dalam istana tanpa izin.
"Putri Lala, apa yang sedang anda lakukan di sini?" tanya seorang tamu Raja Agung yang sedang melihat-lihat seluruh istana bersama Raja Agung.
"Emm.. ini.. emm saya sedang mengambil kue lagi, kue ini di depan sudah habis. Saya saya sangat menyukainya, Tuan" katanya sambil merogoh kue nastar yang ada di meja di sampingnya. Lalu membungkukkan badannya menunjukkan rasa hormat.
"Wah, rupanya kecantikan Putri Lala karena menyukai makanan yang manis", canda tamu tersebut dan Raja Agungpun hanya tersenyum.
Setelah Raja Agung dan tamu-tamunya menjauh dari tempat Putri Lala berdiri, datang seorang laki-laki menggunakan jas dan celana biru dongker, di saku jasnya tersimpan bunga mawar biru muda yang masih mengucup. Melihat penampilannya, ia adalah anak dari salah satu tamu-tamu yang hadir, seorang Pangeran.
Untuk
pertama kalinya ia datang ke pesta ini. Ia merasa tertarik dengan
keindahan istana Raja Agung. Ia berniat berkeliling istana sambil
mengambil beberapa gambar dengan menggunakan kamera kesayangannya.
Ketika ia berada di dekat kamar Putri Lala, ia mendapati Putri Lala dengan wajah mencurigakan dan berlari-lari kecil membawa hula hoop lalu kemudian pergi ke dapur. Pangeran mengikutinya dari belakang tanpa diketahui oleh Putri Lala dan mengambil beberapa gambarnya karena ia merasa kagum pada kecantikannya.
Pangeran terus mengikuti dan memperhatikan Putri Lala dari jauh. Hingga Raja Agung tiba, hula hoop yang Putri Lala sembunyikan menggelinding ke arahnya. Ia mengambil hula hoop itu lalu menghampiri Putri Lala setelah Raja Agung dan tamu-tamunya pergi agak jauh dari dapur.
Pangeran membawakan hula hoop milik Putri Lala dan menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan dan tangan kirinya memegang kamera milikinya.
"Apa ini milikmu?" tanya Pangeran itu.
"Oh iya, ini milikki. Aku sedang mencarinya. Dari mana kamu menemukannya?"
"Ia menggelinding ke arahku saat aku lewat sana, tadi" katanya sambil menunjuk ke arah pintu luar. " Aku pikir ini milikmu, Putri Lala?"
"Oh iya, terima kasih"
"Bagaimana anda tahu nama saya? Siapa anda? Mengapa di sini?"
"Saya mendengar pembicaraan anda dengan tamu, tadi. Oh iya, nama saya Kim. Saya datang bersama keluarga saya. Saya merasa bosan berada di pesta, makanya saya tidak pernah hadir ke sini. Rupanya istana ini begitu indah, mewah dan megah jadi saya tertarik untuk melihat-lihat seluruh istana"
"Anda tidak menyukai pesta?"
"Yup! Tidak sama sekali. Saya lebih suka jalan-jalan ke suatu tempat. Mengapa anda di sini? Apa anda tidak menyukai pesta juga?"
"Ya, saya tidak suka pesta sejak kecil, membosankan. Tapi ayah selalu memintaku untuk hadir dan menemui tamu-tamunya. Di sini? Hmmm..."
"Kenapa? Bermain hula hoop? Permainanmu tadi sangat indah. Sepertinya anda sudah mahir"
"Benarkah?"
(^_^)
Pertemuan pertama Putri Lala dan Pangeran Kim ternyata membuat mereka saling jatuh cinta dan kemudian memutuskan untuk mengikat cinta mereka dengan suatu jalinan yang disebut dengan pernikahan.
Pernikahan Putri Lala di istananya digelar dengan begitu mewah dan meriah. Putri Lala tampak sangat bahagia bisa bertemu dan menikah dengan Pangeran Kim. Ia merasakan perubahan dalam hidupnya yang membosankan menjadi selalu indah di setiap detik yang dilaluinya.
Begitu pula Pangeran Kim tampak sangat bahagia dengan pernikahannya. Ia yang tak pernah berhenti membuat Putri Lala ceria dan melupakan kesedihannya, memberikan cintanya pada Putri Lala dengan sangat tulus.
Kehidupan Putri Lala kini berubah. Ia tidak merasakan kesepian lagi di istana karena ada sang Pangeran Kim yang menemaninya setiap waktu. Pangeran Kim adalah satu-satunya orang yang selalu menonton tarian hula hoop-nya dan yang selalu mendukungnya untuk membuat suatu pertunjukkan tariannya itu.
Suatu saat, tiba-tiba Raja Agung sakit. Ia mengalami gangguan pada jantungnya secara tiba-tiba. Satu hal yang paling dikhawatirkan oleh Raja Agung adalah siapa yang akan mengurus negara yang dikuasainya jika suatu saat ia mati karena penyakit jantungnya yang semakin hari semakin membuatnya terkapar.
"Istri-isriku, siapa di antara kalian yang akan menggantikanku saat ini?Negaraku sedang kacau. Saat ini wilayah selatan sedang dilanda penyakit menular. Aku harap salah satu di antara kalian sanggup", kata Raja Agung pada kedua istrinya yang saat itu sedang menenmaninya. Raja Agung dalam keadaan lemah terbaring di tempat tidurnya
"Saya pikir Ratu Sinar lebih pantas, Raja. Ia begitu dewasa, berwibawa dan bijaksana dalam segala hal", kata Ratu Wangi secara spontan menjawab pertanyaan Raja Agung mencari alasan karena merasa tidak sanggup menggantikan Raja Agung.
"Saya tidak seperti itu. Anda lebih pantas. Anda lebih pantas. Anda seorang pemikir yang luar biasa, negara lebih membutuhkan pemikiran anda yang cemerlang", sanggah Ratu Sinar.
Perdebatan di antara keduanya tak berhenti sampai di situ. Tanpa memperdulikan keadaan Raja Agung, mereka berdebat saling meyakinkan Raja Agung siapa yang terbaik di antara mereka.
"Berhenti!", Raja Agung membentak merasa kesal mendengar keduanya berdebat, lalu kemudian terbatuk-batuk merasa nafasnya tertahan karena bentakannya tadi.
"Dua puluh tahun ini saya berada di samping kalian, untuk pertama kalinya saya melihat kalian seperti ini. Kalian tidak akrab dan sangat hangat seperti dahulu di saat saya sedang sakit seperti ini. Kenapa kalian ini?"
"Maafkan saya Raja", kata keduanya.
"Jika memang kalian tidak sanggup, saya akan meminta Pangeran Kim menggantikanku"
Mendengar apa yang dikatakan Raja Agung, kedua Ratu tersentak kaget.
"Mengapa harus Pangeran Kim, Raja Agung?", tanya Ratu Wangi ragu.
"Saya harap anda memikirkannya kembali. Pangeran Kim masih terlalu muda untuk menggantikan anda dan menjadi seorang Raja", kata Ratu Sinar mendukung keraguan Ratu Wangi.
"Benar apa yang dikatakan Ratu Sinar, Raja"
"Saya melihat sosok ksatria dalam matanya. Saya kira dia memang pantas. Dia selalu ada di samping saya ketika saya mulai merasa frustasi dengan masalah negara dan selalu memberikan beberapa solusi yang tepat. Saya pikir dia cerdas, istri-istriku"
"Mohon maaf, Raja. Saya merasa ada yang aneh dan tidak wajar dengan Pangeran Kim. Saya merasa tidak yakin bahwa ia bisa melakukannya", kata Ratu Sinar.
"Raja, bukankah anda memiliki satu orang anak laki-laki yang tinggal di luar Negeri?" tiba-tiba Ratu Wangi teringat seorang anak Raja Agung yang pertama, Kakak dari Putri Lala, Pangeran Farhan yang saat ini bekerja di rumah Presiden suatu Negara.
"Benar. Beberapa waktu yang lalu, saya meminta Pangeran Kim untuk mendatangi Farhan. Pangeran Kim mengatakan bahwa Farhan tidak menginginkan kedudukan ini dan ingin tetap bekerja tanpa ada yang tahu identitas yang sebenarnya"
Perasaan Ratu Wangi dan Ratu Sinar merasa ada yang salah dengan ini semua namun mereka tak tahu apa yang sebenarnya yang salah. Dengan perasaan tersebut mereka terpaksa menyetujui Pangeran Kim untuk menggantikan Raja Agung sementara hingga Raja Agung kembali sembuh dan dapat memimpin negaranya kembali.
(^_^)
Putri Lala benar-benar bangga melihat Pangeran Kim menjadi seorang Raja di negaranya meskipun hanya untuk sementara. Ia akan selalu berada di samping Pangeran Kim dan mendukungnya agar Pangeran Kim dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Ia percaya bahwa Pangeran Kim akan melakukan tugas ayahnya dengan baik.
"Wahai Pangeranku, saya menemukan botol seperti botol parfum di saku celanamu ketika saya hendak mencuci celanamu. Jika boleh saya tahu, botol apakah itu?"
"Oh... emm.. itu... itu parfum hadiah dari sahabatku", jawabnya terbata-bata sambil melirik kanan-kiri kepanikan.
"Mengapa anda panik? Kapan anda bertemu sahabat anda?"
"Oh tidak apa-apa. Kemarin, ketika saya turun ke desa hendak melihat keadaan rakyatku"
"Benarkah? Biasanya anda langsung mengatakan kepada saya setiap apa yang terjadi pada diri anda", Putri Lala mulai mencurigai Pangeran Kim dan mengintrogasinya.
"Ya. Maaf, Putri. Saya lupa karena saya sibuk dengan masalah-masalah rakyat saat ini"
Ketika ia berada di dekat kamar Putri Lala, ia mendapati Putri Lala dengan wajah mencurigakan dan berlari-lari kecil membawa hula hoop lalu kemudian pergi ke dapur. Pangeran mengikutinya dari belakang tanpa diketahui oleh Putri Lala dan mengambil beberapa gambarnya karena ia merasa kagum pada kecantikannya.
Pangeran terus mengikuti dan memperhatikan Putri Lala dari jauh. Hingga Raja Agung tiba, hula hoop yang Putri Lala sembunyikan menggelinding ke arahnya. Ia mengambil hula hoop itu lalu menghampiri Putri Lala setelah Raja Agung dan tamu-tamunya pergi agak jauh dari dapur.
Pangeran membawakan hula hoop milik Putri Lala dan menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan dan tangan kirinya memegang kamera milikinya.
"Apa ini milikmu?" tanya Pangeran itu.
"Oh iya, ini milikki. Aku sedang mencarinya. Dari mana kamu menemukannya?"
"Ia menggelinding ke arahku saat aku lewat sana, tadi" katanya sambil menunjuk ke arah pintu luar. " Aku pikir ini milikmu, Putri Lala?"
"Oh iya, terima kasih"
"Bagaimana anda tahu nama saya? Siapa anda? Mengapa di sini?"
"Saya mendengar pembicaraan anda dengan tamu, tadi. Oh iya, nama saya Kim. Saya datang bersama keluarga saya. Saya merasa bosan berada di pesta, makanya saya tidak pernah hadir ke sini. Rupanya istana ini begitu indah, mewah dan megah jadi saya tertarik untuk melihat-lihat seluruh istana"
"Anda tidak menyukai pesta?"
"Yup! Tidak sama sekali. Saya lebih suka jalan-jalan ke suatu tempat. Mengapa anda di sini? Apa anda tidak menyukai pesta juga?"
"Ya, saya tidak suka pesta sejak kecil, membosankan. Tapi ayah selalu memintaku untuk hadir dan menemui tamu-tamunya. Di sini? Hmmm..."
"Kenapa? Bermain hula hoop? Permainanmu tadi sangat indah. Sepertinya anda sudah mahir"
"Benarkah?"
(^_^)
Pertemuan pertama Putri Lala dan Pangeran Kim ternyata membuat mereka saling jatuh cinta dan kemudian memutuskan untuk mengikat cinta mereka dengan suatu jalinan yang disebut dengan pernikahan.
Pernikahan Putri Lala di istananya digelar dengan begitu mewah dan meriah. Putri Lala tampak sangat bahagia bisa bertemu dan menikah dengan Pangeran Kim. Ia merasakan perubahan dalam hidupnya yang membosankan menjadi selalu indah di setiap detik yang dilaluinya.
Begitu pula Pangeran Kim tampak sangat bahagia dengan pernikahannya. Ia yang tak pernah berhenti membuat Putri Lala ceria dan melupakan kesedihannya, memberikan cintanya pada Putri Lala dengan sangat tulus.
Kehidupan Putri Lala kini berubah. Ia tidak merasakan kesepian lagi di istana karena ada sang Pangeran Kim yang menemaninya setiap waktu. Pangeran Kim adalah satu-satunya orang yang selalu menonton tarian hula hoop-nya dan yang selalu mendukungnya untuk membuat suatu pertunjukkan tariannya itu.
Suatu saat, tiba-tiba Raja Agung sakit. Ia mengalami gangguan pada jantungnya secara tiba-tiba. Satu hal yang paling dikhawatirkan oleh Raja Agung adalah siapa yang akan mengurus negara yang dikuasainya jika suatu saat ia mati karena penyakit jantungnya yang semakin hari semakin membuatnya terkapar.
"Istri-isriku, siapa di antara kalian yang akan menggantikanku saat ini?Negaraku sedang kacau. Saat ini wilayah selatan sedang dilanda penyakit menular. Aku harap salah satu di antara kalian sanggup", kata Raja Agung pada kedua istrinya yang saat itu sedang menenmaninya. Raja Agung dalam keadaan lemah terbaring di tempat tidurnya
"Saya pikir Ratu Sinar lebih pantas, Raja. Ia begitu dewasa, berwibawa dan bijaksana dalam segala hal", kata Ratu Wangi secara spontan menjawab pertanyaan Raja Agung mencari alasan karena merasa tidak sanggup menggantikan Raja Agung.
"Saya tidak seperti itu. Anda lebih pantas. Anda lebih pantas. Anda seorang pemikir yang luar biasa, negara lebih membutuhkan pemikiran anda yang cemerlang", sanggah Ratu Sinar.
Perdebatan di antara keduanya tak berhenti sampai di situ. Tanpa memperdulikan keadaan Raja Agung, mereka berdebat saling meyakinkan Raja Agung siapa yang terbaik di antara mereka.
"Berhenti!", Raja Agung membentak merasa kesal mendengar keduanya berdebat, lalu kemudian terbatuk-batuk merasa nafasnya tertahan karena bentakannya tadi.
"Dua puluh tahun ini saya berada di samping kalian, untuk pertama kalinya saya melihat kalian seperti ini. Kalian tidak akrab dan sangat hangat seperti dahulu di saat saya sedang sakit seperti ini. Kenapa kalian ini?"
"Maafkan saya Raja", kata keduanya.
"Jika memang kalian tidak sanggup, saya akan meminta Pangeran Kim menggantikanku"
Mendengar apa yang dikatakan Raja Agung, kedua Ratu tersentak kaget.
"Mengapa harus Pangeran Kim, Raja Agung?", tanya Ratu Wangi ragu.
"Saya harap anda memikirkannya kembali. Pangeran Kim masih terlalu muda untuk menggantikan anda dan menjadi seorang Raja", kata Ratu Sinar mendukung keraguan Ratu Wangi.
"Benar apa yang dikatakan Ratu Sinar, Raja"
"Saya melihat sosok ksatria dalam matanya. Saya kira dia memang pantas. Dia selalu ada di samping saya ketika saya mulai merasa frustasi dengan masalah negara dan selalu memberikan beberapa solusi yang tepat. Saya pikir dia cerdas, istri-istriku"
"Mohon maaf, Raja. Saya merasa ada yang aneh dan tidak wajar dengan Pangeran Kim. Saya merasa tidak yakin bahwa ia bisa melakukannya", kata Ratu Sinar.
"Raja, bukankah anda memiliki satu orang anak laki-laki yang tinggal di luar Negeri?" tiba-tiba Ratu Wangi teringat seorang anak Raja Agung yang pertama, Kakak dari Putri Lala, Pangeran Farhan yang saat ini bekerja di rumah Presiden suatu Negara.
"Benar. Beberapa waktu yang lalu, saya meminta Pangeran Kim untuk mendatangi Farhan. Pangeran Kim mengatakan bahwa Farhan tidak menginginkan kedudukan ini dan ingin tetap bekerja tanpa ada yang tahu identitas yang sebenarnya"
Perasaan Ratu Wangi dan Ratu Sinar merasa ada yang salah dengan ini semua namun mereka tak tahu apa yang sebenarnya yang salah. Dengan perasaan tersebut mereka terpaksa menyetujui Pangeran Kim untuk menggantikan Raja Agung sementara hingga Raja Agung kembali sembuh dan dapat memimpin negaranya kembali.
(^_^)
Putri Lala benar-benar bangga melihat Pangeran Kim menjadi seorang Raja di negaranya meskipun hanya untuk sementara. Ia akan selalu berada di samping Pangeran Kim dan mendukungnya agar Pangeran Kim dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Ia percaya bahwa Pangeran Kim akan melakukan tugas ayahnya dengan baik.
"Wahai Pangeranku, saya menemukan botol seperti botol parfum di saku celanamu ketika saya hendak mencuci celanamu. Jika boleh saya tahu, botol apakah itu?"
"Oh... emm.. itu... itu parfum hadiah dari sahabatku", jawabnya terbata-bata sambil melirik kanan-kiri kepanikan.
"Mengapa anda panik? Kapan anda bertemu sahabat anda?"
"Oh tidak apa-apa. Kemarin, ketika saya turun ke desa hendak melihat keadaan rakyatku"
"Benarkah? Biasanya anda langsung mengatakan kepada saya setiap apa yang terjadi pada diri anda", Putri Lala mulai mencurigai Pangeran Kim dan mengintrogasinya.
"Ya. Maaf, Putri. Saya lupa karena saya sibuk dengan masalah-masalah rakyat saat ini"
"Apa anda yakin? Mengapa saya merasa ada yang tidak beres? Saya mencurigai anda"
"Mengapa anda mencurigai saya. Saya tidak mencuri, saya tidak berbuat jahat apapun"
"Benarkah? Beberapa minggu lalu, Ratu Sinar dan Ratu Wangi melihatmu mengaduk-ngaduk teh yang akan diberikan pada Raja Agung. Kemudian mereka melihat ada botol ini di samping cangkir teh itu. Apa yang sedang anda lakukan pada saat itu?"
"Emm.. mm.. tidak ada, saya hanya mengaduknya lagi agar gulanya terlarut"
"Gula? Raja tidak pernah minum teh manis, beliau selalu minum teh pahit tanpa gula"
"Emm..."
"Sudahlah Pangeran, kecurigaanku sudah pada titik puncaknya. Katakan saja yang sebenarnya. Saya akan mendengarkan semuanya dan tidak akan menyalahkan anda. Saya juga tidak akan membenci anda. Saya akan membantu anda menyelesaikan masalah ini sebelum semua orang membenci anda. Saya akan selalu bersama anda"
Pangeran Kim mulai kebingungan menjelaskan dari mana. Sebenarnya ia tidak pernah ingin mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Karena melihat mata Putri Lala berkaca-kaca menahan air mata, akhirnya Pangeran Kim mengatakan semuanya dengan jujur.
"Baiklah Putri Lala. Saya memang melakukannya. Sejak awal datang ke istana ini saya sangat terkesan dengan kemewahannya, Kemudian saya melihat anda dan mulain mencintai anda. Saya tulus mencintai anda bukan karena anda anak seorang Raja yang kaya karena saya juga memiliki ayah seorang Raja yang kaya. Kemudian saya mulai merasa sangat tertarik dengan negara yang unik ini. Saya benar-benar ingin menguasainya dengan melakukan berbagai cara saya sendiri. Saya menginginkan kedudukan ayah Anda. Kemudian saya tidak menyampaikan pesan saya pada kakak Anda, Pangeran Farhan. Kemudian saya memberikan racun pada minuman Raja Agung. Racun itu hanya akan menyerang bagian jantung dan tidak akan membuatnya mati"
Mendengar semua itu, Putri Lala tidak dapat berkata-kata dan tidak dapat menahan tangisnya. Kemudian Pangeran Kim memeluk Putri Lala berusaha membuatnya tenang sambil terus meminta maaf.
"Pangeran, saya tidak marah, saya tidak akan meninggalkan anda. Tapi saya mohon, berkatalah jujur pada Raja Agung dan semua orang"
"Karena saya sangat mencintai anda dengan tulus. Baiklah, saya akan melakukannya karena Anda. Saya mohon tetaplah di sampingku!"
Kemudian Pangeran Kim dan Putri Lala menghampiri Raja Agung yang terbaring lemah di atas tempat tidru. /Di sampingnya tampak Ratu Sinar dan Ratu Wangi yang sedang duduk menemani Raja Agung dengan setia. Dan Pangeran Farhan yang sudah tiba di istana sejak dua hari yang lalu hendak menengok Ayahnya yang sakit.
Dengan penuh keberanian dan kekuatan berkat dukungan Putri Lala, Pangeran Kim mengatakan semua kejadian yang terjadi. Raja Agung sempat kaget mendengar itu semua dan mulai merasakan rasa sakit pada jantungnya. Begitu juga dengan Pangeran Farhan yang sangat kaget dan merasa sangat kesal pada Pangeran Kim. Namun, Ratu Sinar dan Ratu Wangi sudah mengetahui sejak awal mencurigai Pangeran Kim, sehingga mereka bersama Putri Lala dapat dengan tenang menenangkan dan membujuk Raja Agung.
"Apa yang kamu lakukan, Pangeran Kim? Saya kecewa pada apa yang Anda lakukan terhadap saya"
"Saya mengerti, Raja. Saya sudah siap menerima hukumannya"
"Masihkan Anda menyimpan racun yang Anda berikan kepadaku?"
"Ya. Ini dia", kata Pangeran Kim sambil menunjukkan botol yang berisi racun.
"Sebagai hukuman, minumlah racun itu!"
Dengan segera Pangeran Kim segera membuka tutup botol tersebut dan akan segera meminumnya. Ketika mulut botol baru menyentuh bibir Pangeran Kim dan belum menumpahkan isinya, Putri Lala mencegahnya.
"Jangan lakukan itu, Pangeran Kim! Jika Anda melakukannya, siapa yang akan melihat pertunjukkan tari hulahoopku? Ayah, saya mohon berikan hukuman yang lain. Saya tidak bisa hidup tanpa Pangeran Kim, saya benar-benar mencintainya"
"Apa yang kamu lakukan, Putri Lala? Saya akan baik-baik saja, saya akan selalu melihat pertunjukkan tari hulahoopmu setiap waktu. Saya akan selalu di sampingmu"
"Tidak! Saya tidak mau!" kata Putri Lala sambil menangis meringis.
"Anakku, Putri Lala. Tidak bisa. Dia harus melaksanakan hukumannya"
Akhirnya Pangeran Kim meminum racun itu hingga habis dan mulai merasakan sakit di bagian jantung dan perutnya. Ia tergeletak lemah tak berdaya. Setelah itu hari-harinya hanya dihabiskan di tempat tidur untuk merasakan sakitnya yang menggerogoti habis-habisan. Akan tetapi, Putri Lala tak pernah berhenti berada di sampingnya untuk menemani dan merawatnya dengan sangat baik.
Setelah Pangeran Kim melaksanakan hukumannya, kesehatan Raja Agung mulai berangsur-angsur membaik hingga akhirnya ia sehat kembali dan memimpin kerajaannya.
Hingga suatu saat datang seorang Kakek tua ke istana. Ia membawa sebuah obat yang bisa menyembuhkan penyakit Pangeran Kim. Tanpa memikirkan kesalahan yang telah dilakukan Pangeran Kim dahulu, Raja Agung menerimanya dan memberikan hadiah pada Kakek tua itu. Kemudian Raja Agung memberikan obat itu pada Pangeran Kim.
"Minumlah obat ini. Ini akan menyembuhkan penyakit Anda. Saya tidak tahan melihat anakku Putri Lala menangis setiap hari melihat keadaan Anda seperti ini dan Anda tahu, usiaku semakin tua, saya harus menyerahkan kedudukan ini sebelum pada akhirnya saya meninggal. Dan saya percaya pada Anda, pilihan anak saya tidak akan salah. Saya percaya pada Anda. Cepatlah bangkit dari rasa sakit itu"
Meskipun dengan perasaan yang ragu-ragu, Pangeran Kim menuruti perintah Raja Agung. Satu tahun kemudian Pangeran Kim sembuh dan menjadi seorang Raja kembali. Pangeran Kim dan Putri Lala hidup damai dan bahagia selamanya.
"Hidup ini bagaikan putaran hulahoop yang kumainkan, membutuhkan keseimbangan agar dapat berputar dengan baik" Putri Lala.
(^_^)