Cara
membuat torakur cukup mudah dilakukan baik oleh rumah tangga, industri skala
rumah tangga ataupun skala besar. Langkah pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan buah tomat yang akan digunakan dalam pembuatan torakur. Buah tomat
yang digunakan hendaknya tidak terlalu matang agar dalam pengolahannya tidak
cepat hancur dan lembek serta cita rasa yang dihasilkan tidak terasa busuk.
Akan tetapi, buah tomat yang digunakan juga sebaiknya tidak terlalu mentah
karena teksturnya yang keras akan mempersulit dalam pengambilan isi atau bagian
biji tomat. Buah tomat tersebut dicuci hingga bersih kemudian ditiriskan.
Di sisi
itu, siapkan larutan kapur sirih yang terdiri dari 1 sdt atau 4 gram kapur
sirih dalam 1000 ml air. Buah tomat yang telah disiapkan tadi, direndam dalam
larutan kapur sirih tersebut selama 1-2 jam.
Setelah
perendaman selama 1-2 jam, biji dalam buah tomat tersebut diambil dan dibuang
dengan cara melubangi bagian atasnya kemudia tekan hingga isi dalam tomat
keluar. Atau bisa juga dengan cara lain yaitu dengan membagi dua buah tomat dan
membuang biji-bijinya hingga bersih. Buah tomat yang sudah tanpa biji tersebut
kemudian dicuci hingga bijinya benar-benar sudah tidak ada.
Kemudian
buah tomat yang telah bersih disusun dalam sebuah panci atau wajan. Dimana
dalam penyusunan ini, usahakan buah tomat tidak saling bertumpukan agar
mempermudah proses selanjutnya yaitu pemberian gula pasir terhadap buah tomat
tersebut. Pemberian gula pasir dapat dilakukan dengan cara menaburkan gula
pasir di atas buah-buah tomat tersebut. Gula pasir yang digunakan yaitu
setengah dari berat awal buah tomat yang digunakan. Dalam praktikum ini,
kelompok 10 menggunakan buah tomat sebanyak 150 gram sehingga gula pasir yang
digunakan yaitu sebanyak 75 gram.
Buah tomat
yang telah ditaburi gula pasir dalam wajan atau panci tersebut ditutup dan
didiamkan selama 12 jam hingga keluar air dari buah tomat. Selanjutnya buah
tomat tersebut dimasak dengan api kecil hingga airnya habis dan kering, tetapi
tidak sampai gosong. Pada tahap ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian
yang lebih karena tahap pemasakan ini akan mempengaruhi produk yang dihasilkan.
Untuk mendapatkan torakur yang kering dan tidak berair harus dilakukan
pemasakan yang sangat benar karena akan sangat rentan mengalami penggosongan.
Torakur yang berair juga akan memperpanjang tahap selanjutnya yaitu pengeringan
dan menghasilkan rasa tomat yang masih mentah. Selain itu, karena waktu pengeringan
yang dibutuhkan lebih lama, maka akan terjadi pencoklatan pada produk torakur
yang dihasilkan.
Setelah
dimasak, kemudian diangkat, ditiriskan dan didinginkan. Lalu dibentuk seperti
kurma dan disusun di atas loyang. Selanjutnya dikeringkan dalam oven dengan
suhu 50oC selama 6 jam atau di bawah terik matahari selama 3-4 hari.
Produk torakur yang telah jadi dapat dikemas baik dalam kemasan plastik ataupun
dalam toples agar memiliki masa simpan yang lebih lama.
Adapun
produk torakur yang dihasilkan memiliki karakteristik organoleptik yang berbeda
pada setiap kelompok. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kematangan awal dari
buah tomat itu sendiri dan cara pengolahan yang disesuaikan dengan perkiraan
masing-masing pembuat produk. Adapun karakteristik organoleptik dari torakur
yang dibuat oleh Kelompok 10 dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Komponen Organoleptik
|
Karakteristik Produk
|
Warna
|
Merah agak orange
|
Rasa
|
Manis
gula
|
Tekstur
|
Kenyal,
lembek, dan lengket
|
Aroma
|
Karamel
|
Kenampakan
keseluruhan
|
Mengkilat,
warna tidak merata
|
Warna yang
dihasilkan dari produk torakur ini yaitu merah agak oranye atau jingga.
Pembentukan warna merah ini berasal dari buah tomat awal itu sendiri. Kemudian
mengalami perubahan warna menjadi jingga karena dipengaruhi oleh pemanasan pada
saat pemasakan.
Rasa
torakur (tomat rasa kurma) ini manis. Rasa manis yang dikeluarkan didominasi
oleh rasa manis dari tomat itu sendiri. Rasa khas dari tomat awal cenderung
hilang sehingga tidak mengganggu pada saat dimakan.
Teksturnya
yang kenyal, lembek dan lengket dari torakur ini akibat dari pemasakan yang
kurang lama. Gula yang larut dengan air yang berasal dari buah tomat tersebut
tidak hilang total pada saat pemasakan. Hal ini disebabkan oleh rasa khawatir
dari pembuat produk ini. Rasa khawatir pada saat pemasakan yang harus terus
menerus diaduk, sehingga torakur yang dihasilkan menjadi gosong atau terjadi
pengkristalan gula dalam produk ini atau juga hancurnya tekstur dari buah tomat
akibat pengadukan secara terus menerus. Maka dari itu, torakur yang dihasilkan
masih mengandung air gula dan menyebabkan teksturnya kenyal, lembek dan
lengket.
Aroma yang
dihasilkan oleh produk akhir torakur ini yaitu lebih didominasi dengan aroma
karamel dibandingkan dengan aroma tomat itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa
pemanasan yang diberikan sudah cukup. Mungkin hanya membutukan waktu yang lebih
lama hingga airnya benar-benar hilang.
Secara
keseluruhan, kenampakan dari torakur ini pada permukaannya mengkilat dan warna
merah dan oranyenya yang tidak merata. Pengkilatan terhadap permukaan ini
dipengaruhi oleh gula yang larut dalam air dari buah tomat itu sendiri yang
kemudian dipanaskan. Sedangkan warna yang tidak merata ini disebabkan karena
pengadukan yang tidak merata. Di satu sisi lebih lama di bagian bawah atau
bagian yang lebih banyak terkena panas. Sedangkan di satu sisi lainnya sering
berada di bagian atas atau di bagian yang kurang memberikan panas. Pemanasan
dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna tomat dari merah menjadi oranye.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar