Menurut Carmencita Tjahjadi (2008a), saus adalah bagian cair yang menyertai berbagai jenis masakan. Saus penyedap dapat dibuat dari berbagai jenis sayur dan buah. Umumnya bahan baku dimasak dahulu, lalu dihancurkan dan disaring, serta dimasak sampai kental. Bahan pengawet utama dalam saus buah adalah cuka, garam, dan rempah-rempah.
Dalam
praktikum kali ini, dibuatlah produk saus yang berbahan baku cabe paprika
berwarna merah, kuning, dan hijau. Selain itu menggunakan bahan lain sebagai
bahan tambahan yaitu air, kayu manis, pala, bawang putih, gula pasir, garam,
pati dan penyedap rasa.
Saus
cabe dapat dibuat dengan beberapa langkah proses berikut. Cabe paprika yang
telah dipilih dengan kualitas terbaik, baik yang berwarna merah, kuning, maupun
hijau dapat digunakan dengan mencucinya dengan bersih dan melakukan cutting
atau membuang bagian yang tidak diinginkan seperti tangkai dan bijinya, lalu
memotong-motong cabe paprika hingga menjadi bagian-bagian yang kecil agar dapat
mudah diproses pada tahap selanjutnya.
Potongan
cabe paprika tersebut kemudian di-blansing dalam air panas pada suhu
82-83oC selama 1 menit. Blansing yang dilakukan dengan
perebusan. Kemudian menambahkan 25% air dan kemudian haluskan cabe paprika
dalam blender. Puree/bubur cabe paprika yang dihasilkan disaring dengan
menggunakan kain saring atau penyaring lainnya. Sari paprika yang dihasilkan
dimasak dengan api sedang selama 10 menit atau sampai mengental sambil terus
diaduk-aduk agar tidak menyebabkan kegosongan.
Untuk
meningkatkan citarasa dan aroma yang dihasilkan, maka dapat ditambahkan
beberapa rempah-rempah dan bahan tambahan lain sesuai dengan dosis yang
ditetapkan. Adapun dalam praktikum ini, penambahan yang dilakukan yaitu berupa
0,75% kayu manis bubuk; 0,5% pala bubuk; 2,5% bawang putih; 10% gula pasir; 2%
garam; dan 0,5% penyedap rasa. Selain itu, penambahan bahan-bahan tersebut juga
dapat meningkatkan masa simpan karena kandungan zat bioaktifnya yang memiliki
kemampuan sebagai antibakteri dan sebagainya.
Setelah
itu dibuat suspensi pati 1% yaitu dengan cara melarutkan 1 gram pati
termodifikasi dalam 100 ml air, lalu menambahkannya ke dalam sari paprika, lalu
melanjutkan pemanasan dan pengadukan selama 10 menit. Fungsi suspensi pati dalam pembuatan saus ini
adalah sebagai pengental karena konsumen, khususnya konsumen dari Indonesia,
cenderung menyukai saus yang bertekstur kental.
Setelah
pembuatan saus cabe paprika tersebut selesai, maka dihasilkanlah saus cabe
paprika baik berwarna merah, kuning, maupun hijua yang kemudian diamati
karakteristik sensorinya yang meliputi warna, tekstur, aroma, rasa, kenampakkan
keseluruhan, dan after taste. Adapun berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, karakteristik sensori saus cabe paprika merah, kuning, dan hijau
disajikan dalam tabel berikut.
Karakteristik sensori
|
Paprika Merah
|
Paprika Hijau
|
Paprika Kuning
|
Warna
|
Merah
|
Hijau tua
|
Kuning tua
|
Tekstur
|
Kental +++
|
Kental, terdapat bulir-bulir rempah/
bumbu yang ditambahkan
|
Kental
|
Aroma
|
Rempah (dominan kayu manis)
|
Paprika dan sedikit beraroma kayu manis
|
Kayu manis
|
Rasa
|
Asam, bawang putih
|
Asin dan sedikit asam saus
|
Asin +++
|
Kenampakan keseluruhan
|
Warna merata
|
||
After taste
|
Terasa asin yang tertinggal dimulut
|
Warna
yang dihasilkan dari setiap saus cabe paprika akan berbeda. Hal ini disebabkan
karena warna cabe paprika yang digunakanpun berbeda. Cabe paprika yang
digunakan berwarna merah akan menghasilkan saus cabe yang berwarna merah. Cabe
paprika yang digunakan berwarna kuning akan menghasilkan saus cabe yang
berwarna kuning tua. Sedangkan cabe paprika yang digunakan berwarna hijau akan
menghasilkan saus cabe berwarna hijau tua. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa
warna yang terdapat dalam cabe paprika sangat kuat sehingga tidak mengalami
perubahan yang besar ketika diolah menjadi saus. Meskipun terjadi penuaan atau
penggelapan warna pada saus cabe dari cabe paprika kuning dan hijau.
Penggelapan warna ini terjadi karena pencampuran bahan yang berwarna gelap seperti
kayu manis dengan cabe itu sendiri. Selain itu, disebabkan juga karena suhu
tinggi pada saat pemasakan.
Secara
umum, tekstur yang dihasilkan pada ketiga jenis saus ini yaitu kental. Saus
penyedap harus memiliki warna yang cerah dan konsistensi yang seragam dan juga
kental. Kekentalannya harus sedemikian rupa sehingga masih dapat dituangkan
tapi tidak mengalir (Carmencita Tjahjadi, 2008a).
Aroma
yang dihasilkan dari ketiga saus cabe tersebut rata-rata menghasilkan aroma
yang dominan dari rempah-rempah yang dimasukkan yaitu kayu manis. Hal ini
menunjukkan bahwa kayu manis adalah salah satu rempah-rempah yang digunakan
dalam makanan yang memiliki aroma yang sangat kuat. Selain itu, kayu manis ini
juga berperan dalam peningkatan masa simpan karena mengandung senyawa
antimikroba yang dapat mencegah terjadinya pembusukkan oleh mikroorganisme
pembusuk. Akan tetapi, aroma kayu manis yang kuat ini biasanya tidak diharapkan
oleh konsumen.
Rasa
adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah produk. Rasa yang
dihasilkan dari suatu saus biasanya pedas dan agak asin, bahkan ada yang
menambahkan MSG sehingga rasanya menjadi lebih gurij. Rasa yang dihasilkan dari
saus cabe paprika merah yaitu asam dan berrasa bawang putihnya, sedangkan saus
cabe paprika hijau menghasilkan rasa yang sedikit asam dan asin, kemudian saus
cabe paprika kuning menghasilkan rasa yang asin. Timbulnya rasa pada saus
tergantung pada konsentrasi garam yang ditambahkan.
Saus
penyedap dalam penyimpanan mudah sekali rusak sebagai akibat fermentasi,
kecuali bila botolnya disterilkan dan ditutup secara vakum. Untuk saus buah
yang umumnya lebih masam tidak perlu dilakukan sterilisasi botol karena
sifatnya yang asam. Saus penyedap yang mengalami pengolahan salah dapat
berbahaya untuk kesehatan. Oleh karena itu, pengolahannya harus benar-benar
diperhatikan.
Pada
pengemasan saus tomat, botol yang digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu
sebelum diisi, tetapi pada saus buah apel hal ini tidak perlu dilakukan karena
buah apel memiliki asam malat yang menyebabkan matinya bakteri-bakteri
pembusuk. Saus tomat tidak mengandung asam malat sehingga botolnya perlu
disterilisasi, agar tidak ditumbuhi jamur dalam penyimpanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar